Revolusi Mental, Website Cupu Seharga 140 Miliar Rupiah!
Kalau kamu sering baca berita, mungkin kamu tahu kabar yang sedang
hangat beberapa hari ini. Yaitu peluncuran situs baru pemerintah bernama
Revolusi Mental, website cupu seharga
140 Miliar Rupiah. Yang bikin heboh adalah, duit sebanyak itu cuma dipakai website yang kualitasnya parah banget. Bahkan servernya
down. Barusan Jaka coba buka, dan
jeng jeng jeng... Hasilnya kayak gini.
Parah, kan? Masa sih website yang menelan dana miliaran servernya bisa
overload gitu? Website ini merupakan proyek
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan alias
Kemenko PMK yang dipimpin oleh
Puan Maharani. Menurut berita
online yang Jaka baca, proyek ini menghabiskan dana hingga 140 miliar.
Beuhh..
dengan duit sebanyak itu, harusnya bisa bikin website dengan kualitas
luar biasa kan. Kalau kamu mau tahu apa aja yang bikin website ini cupu,
berikut Jaka kasih ulasannya.
1. Pake Hosting Murah
Karena penasaran, Jaka coba bikin investigasi ringan. Jaka curiga jangan-jangan website ini pake penyedia layanan
hosting yang murah-meriah makanya bisa
down gitu. Ternyata kecurigaan Jaka terbukti,
Bro! Setelah Jaka cek domainnya di
Domain White Pages, kelihatan deh ternyata website ini pakai layanan
IDwebhost. Buset dah!
IDWebhost merupakan penyedia layanan
hosting yang murah dan cukup terjangkau. Tapi tentunya dengan kapasitas dan
bandwidth yang terbatas. Cocok buat kamu yang cuma mau bikin
company profile, atau
online shop misalnya. Tapi kalau website pemerintah, ngaco banget, lah! Kamu lihat aja nih daftar harga paket
hosting di IDwebhost. Paket paling murahnya bahkan ada yang cuma Rp 1.000,-!
2. Pake Open Source Wordpress
Ternyata website ini menggunakan cms gratisan dari
Wordpress. Sayangnya Jaka belom sempet ngecek
page source-nya pas website-nya lagi nyala. Tapi ada nih satu
screenshot yang nunjukkin kalau website tersebut menggunakan Wordpress. Buktinya,
wp-content dimana-mana,
Coy!
Parah,
kan? Wordpress ini biasanya lebih banyak digunakan buat blog atau
website standar. Tapi parah banget, deh kalo dipake buat website
pemerintah dengan harga miliaran. Masa, sih uang segitu nggak bisa bayar
developer website yang handal? Atau Jaka curiga, jangan-jangan
proyek pemerintah ini dipegang sama anak SMP yang baru belajar bikin
blog, tapi ngaku-ngaku sebagai
developer website yang jago.
3. Tampilan Standar
Tampilan
website yang sederhana memang menjadi salah satu hal yang sering
diperhatikan dalam pembuatan website. Tapi kalau menurut Jaka, tampilan
website
Revolusi Mental ini justru terlalu sederhana, kalau nggak mau dibilang cupu. Kalau cuma naruh foto-foto gede buat
background,
terus sama tulisan-tulisan singkat sih, anak SMP yang cuma bisa
Photoshop juga bisa. Bener-bener nggak ada kesan mewah, eksklusif,
elegan, atau profesional deh. Yang lebih menyedihkan lagi, bahkan
code style CSS terlihat
copas dari website-nya Barrack Obama. Liat nih
screenshot-nya.
Website Obama
Revolusi Mental
4. Harga IDR 140 Miliar
Kamu
pernah bayangin, nggak sih duit 140 Miliar rupiah itu sebanyak apa?
Kalau beli nasi goreng, kamu bisa traktir orang se-propinsi kayaknya.
Nah, proyek website yang menelan dana sebesar itu harusnya bisa jadi
keren, terlihat eksklusif, bermanfaat bagi masyarakat, dan bisa diakses
dengan mudah. Nah, yang ini sih apa-apaan? Masa website mahal nge-
down.
Harusnya dengan biaya segede gitu bisa punya server sendiri yang
lumayan gede. Gampangnya, biarpun itu website dibuka sama semua orang di
Indonesia nggak bakalan nge-
down. Lah ini, palingan baru dibuka ratusan orang. Eh, udah keberatan aja.
Itulah berbagai hal yang bikin Jaka bilang bahwa website
Revolusi Mental
ini adalah website cupu seharga 140 Miliar rupiah. Jaka bukannya mau
jelek-jelekin yang bikin website atau ngerasa lebih pinter dari
pemerintah. Masalahnya adalah, website ini milik pemerintah, berarti
juga milik seluruh masyarakat, serta mewakili Indonesia. Semua orang
berharap website ini tampilannya bagus, elegan, ekslusif, dan bermanfaat
bagi kehidupan. Tapi ngeliat website ini tampilannya cupu, serta sudah
menelan dana miliaran (yang berarti duit kita-kita juga), wajar kalau
Jaka kesel. Masyarakat merasa dibohongin, dan dengan kasus ini kita bisa
ngeliat ada indikasi praktik korupsi yang dilakukan pemerintah.
Nah,
kalau dari kamu sendiri gimana? Kalau kamu punya pendapat, saran,
kritik, atau pertanyaan seputar info di atas, atau mungkin kamu pengen
debat dan membantah, silakan tulis aja pada kolom
comment di bawah ini.
sumber : jalantikus